Jumat, 24 Juni 2011

Digilir 919 Pria

Lisa Sparxxx, Aktris film porno Amerika Serikat ini merupakan pemegang rekor “Gang Bang” terbanyak dunia. Pada tahun 2004 ia berhasil memecahkan rekor atas namanya sendiri dengan digilir 919 pria dalam satu hari.

Minggu, 19 Juni 2011

“Too Much Love Will Kill You”


I'm just the pieces of the man I used to be
Too many bitter tears are raining down on me
I'm far away from home
And I've been facing this alone
For much too long
I feel like no-one ever told the truth to me
About growing up and what a struggle it would be
In my tangled state of mind
I've been looking back to find
Where I went wrong
Too much love will kill you
If you can't make up your mind
Torn between the lover
And the love you leave behind
You're headed for disaster
'cos you never read the signs
Too much love will kill you
Every time
I'm just the shadow of the man I used to be
And it seems like there's no way out of this for me
I used to bring you sunshine
Now all I ever do is bring you down
How would it be if you were standing in my shoes
Can't you see that it's impossible to choose
No there's no making sense of it
Every way I go I'm bound to lose
Too much love will kill you
Just as sure as none at all
It'll drain the power that's in you
Make you plead and scream and crawl
And the pain will make you crazy
You're the victim of your crime
Too much love will kill you
Every time
Too much love will kill you
It'll make your life a lie
Yes, too much love will kill you
And you won't understand why
You'd give your life, you'd sell your soul
But here it comes again
Too much love will kill you
In the end...
In the end.

Sabtu, 18 Juni 2011

5 ATM di Tanjungpandan,Belitung


1. ATM Bank Sumselbabel
    Alamat : Jalan Sekolah-Tanjungpandan, Kantor Bupati Belitung Jalan Ahmad Yani-Tanjungpandan
    
2. ATM Bank Mandiri
    Alamat : Jalan Merdeka-Tanjungpandan

3. ATM BRI
    Alamat : Jalan Merdeka-Tanjungpandan, Bandara HAS Hanandjoeddin Tanjungpandan

4. ATM BNI
    Alamat : Jalan Merdeka-Tanjungpandan, Barata Dept Store Jalan Veteran-Tanjungpandan

5. ATM BCA
    Alamat : Jalan Sriwijaya-Tanjungpandan

Sabtu, 11 Juni 2011

Negeri Penggunjing

Kali ini saya mencoba menulis bukan tentang Belitung,ada sedikit hal yang mengusik saya. Anda tentu menyaksikan tv akhir-akhir ini,dua stsiun tv swasta sibuk mempersoalkan pernyataan SBY terkait Pilpres 2014. Para pengamat politik,pakar komunikasi publik,politisi dan para pakar lainnya hampir seragam berpendapat,ada yang bilang testing the water,dan banyak lagi penafsiran. Saya jadi bertanya mengapa semua harus berpendapat negatif?Sebegitu perlukah?Adakah guna dari perbincangan yang dipublikasi tersebut?Apa tujuannya?Apa itu mendidik?Bergunakah itu untuk pembangunan negeri ini?Saya berharap jawaban,sangat berharap. Sebenarnya siapa pemimpin yang dianggap pas memimpin negeri ini?Begitukah yang disebut kritik membangun?Seperti itukah kontrol publik yang benar?Adakah solusi yang bisa membuat negeri ini berjaya dengan cara-cara seperti itu?Sebegitu burukkah seorang SBY?Saya tak bisa berhenti bertanya...

Kamis, 09 Juni 2011

10 Bupati Belitung sejak 1968

1. H.Asnawi Mangku Alam,1968-1972
2. Koesniohadi, 1972-1977
3. Mas Sopian, 1978-1980
4. Cholil Aziz, 1980-1981
5. Soemarsono, 1981-1985
6. H.AS.Kristyanto, 1986-1991
7. H.Urip TP Alam, 1991-1998
8. H.Nang Ali Solichin, 1998-1999
9. H.Ishak Zainuddin, 1999-2004
10. H.Darmansyah Husein, 2004 hingga sekarang.

Rabu, 08 Juni 2011

Sekilas Sejarah Belitung

Dimasa Dinasti Yuan atau periode Mongol (1206-1324), pada artikel Mongol Invasion of Java, selama tahun 1292 ketika Kubilai Khan mengirim sekitar 30.000 pasukan untuk menyerang Singosari, yang dipimpin oleh Shi-bi Mongol, Uighur Ike Mese, dan Cina Gaoxing.Diketahui bahwa pasukan Yuan berhenti di Ko-lan (Biliton) dalam perjalanan mereka ke Jawa.
Belitung (sebelumnya dikenal sebagai Kepulauan Pasifik) adalah sebuah kepulauan yang memiliki beberapa pemerintahan raja. Pada akhir abad ke-7, wilayah Kepulauan Pasifik tercatat sebagai wilayah Kerajaan Sriwijaya, kemudian digantikan oleh Kekaisaran Majapahit ketika menang pada tahun 1365,dan pulau ini menjadi salah satu benteng pertahanan kerajaan laut. Baru pada abad ke-15, Kepulauan Pasifik memiliki hak pemerintahannya. Tetapi tidak lama, karena ketika Palembang diperintah oleh Cakradiningrat II, pulau ini segera ditaklukkan Palembang. Sejak abad ke-15 di Kepulauan Pasifik telah membentuk sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Badau dengan Datuk Mayang Geresik sebagai raja pertama. Pusat administrasinya terletak di sekitar Badau saat ini. wilayahnya meliputi wilayah kekuasaan Badau, Ibul, Bange', Bentaian, Simpang Tiga, sampai Buding, Manggar dan Gantung. Beberapa peninggalan sejarah yang menunjukkan sisa-sisa kerajaan Badau, antara lain sebuah tombak berluk 13, keris, pedang, gong, kelinang, dan garu rasul. Relik ini dapat ditemukan di Museum Badau. Kerajaan kedua adalah Kerajaan Balok. Raja pertama datang dari kerajaan Jawa,kerajaan Islam Mataram bernama Kiai Masud atau Kiai Agus Agus Gedeh Ja'kub, yang memegang gelar Depati Cakraningrat I dan memerintah 1618-1661. Selanjutnya, pemerintah dijalankan oleh Kiai Agus Mending atau Depati Cakraningrat II (1661-1696), yang memindahkan pusat kerajaan dari Balok Lama ke suatu daerah yang dikenal sebagai Balok Baru. Selanjutnya, pemerintah dipegang oleh Kiai Agus Gending yang bergelar Depati Cakraningrat III.Pada masa pemerintahan Depati Cakraningrat III, Kepulauan Pasifik dibagi menjadi 4 Ngabehi, yaitu: Ngabehi Badau dengan gelar Ngabehi Tanah Juda atau Singa Yehuda; Ngabehi Sijuk dengan gelar Ngabehi Mangsa atau Krama Juda Juda; Ngabehi Buding dengan gelar Ngabehi Istana Juda. Setiap Ngabehi dibawah raja-raja yang terpisah dari Kerajaan Balok.Saat Depati Cakraningrat III meninggal tahun 1700 dan digantikan oleh Kiai Agus Bustam (Depati Cakraningrat IV). Pada masa pemerintahan Depati Cakraningrat IV, agama Islam mulai menyebar di Pulau Belitung. Nama jabatan Depati Cakraningrat hanya digunakan sampai raja balok ke-9, yakni Kiai Agus Mohammad Saleh (Depati Cakraningrat judul IX), karena pada tahun 1873 nama Depati Cakraningrat dihapus oleh Pemerintah Belanda. Raja Balok berikutnya yaitu Kiai Agus endek (memerintah 1879-1890) berpangkat sebagai Kepala Distrik Belitung dan berkedudukan di Tanjungpandan.
Kerajaan ketiga adalah Kerajaan Belantu, yang merupakan bagian dari Ngabehi Kerajaan Balok. Raja pertama adalah Datuk Ahmad (1705-1741), yang bergelar Datuk Mempawah. Sementara itu, raja terakhir bernama KA. Umar. Kerajaan keempat dan terakhir yang pernah berdiri adalah Kerajaan Buding, yang juga merupakan bagian dari Kerajaan Balok,dengan Raja bernama Datuk Kemiring Wali. Dari empat kerajaan yang telah disebutkan di atas, Kerajaan Balok merupakan kerajaan terbesar yang pernah ada di Pulau Belitung.
Masa pendudukan Belanda, Jepang
Tungsten dan perusahaan pertambangan timah Billiton Maatschapij dikelola di Kepulauan Pasifik (1942). Pada abad ke-17, Pulau Belitung menjadi jalur perdagangan dan surga bagi para pedagang. Dari banyak pedagang, yang paling berpengaruh adalah pedagang Cina dan Arab. Hal ini dapat dibuktikan dari tembikar-tembikar yang berasal dari abad 14 sampai 17, yang ditemukan dalam lapisan tambang timah di daerah Kepenai, Buding, Kelapa Kampit. Berdasarkan catatan sejarawan Cina bernama Fei Hsin (1436), orang-orang China mengetahui Kepulauan Pasifik karena tahun 1293, para pedagang China ke Pulau Belitung sekitar tahun 1293. Sebuah armada Cina yang dipimpin oleh Shi Pi, Ike Mise dan Khau Hsing yang sedang mengadakan perjalanan ke pulau Jawa, terdampar di perairan Kepulauan Pasifik. Selain bangsa Cina, bangsa-bangsa lain yang lebih akrab dengan pulau Belitung adalah warga negara Belanda. Pada tahun 1668, sebuah kapal Belanda bernama 'Zon De Zan Loper', dipimpin oleh Jan de Marde, tiba di Kepulauan Pasifik. Mereka merapat di sungai Balok, yang merupakan satu-satunya bandar di Pulau Belitung yang ramai oleh pedagang asing.
Berdasarkan penyerahan Tuntang pada tanggal 18 September 1821, Pulau Belitung masuk dalam wilayah kekuasaan Inggris (meskipun de facto pada 20 Mei 1812). Residen Inggris di Bangka, menunjuk seorang raja Siak untuk mengatur karena pulau kecil Belitung ini sering terjadi perlawanan rakyat yang dipimpin oleh para tetua adat. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Komisaris Jenderal dari Britania Raya pada tanggal 17 April 1817, Inggris menyerahkan Kepulauan Pasifik ke Kerajaan Belanda. Selanjutnya, atas nama Lady Belanda, ditunjuk seorang Asisten Residen untuk menjalankan pemerintahan di Pulau Belitung. Pada tahun 1823, seorang kapten nasional Belgia bernama JP. De La Motte, yang menjabat sebagai asisten residen serta memimpin tentara Kerajaan Belanda, berhasil menemukan timah di pulau Belitung. Selanjutnya, setelah Traktat London tahun 1850, tambang diambil alih oleh Billiton Maatschapij, sebuah perusahaan tambang timah yang dimiliki oleh Pemerintah Belanda.Kemudian Kepulauan Pasifik dibagi menjadi 6 daerah, yaitu:• Tanjungpandan dan Gantung / Lenggang yang berada langsung dibawah pemerintahan Depati;• Ngabehi Badau, Sijuk, Buding dan Belantu di bawah pemerintahan mereka.
Pada tahun 1890, pangkat Ngabehi dihapus dan diganti dengan Kepala Distrik,yang mengepalai 5 kecamatan yaitu: Tanjungpandaan, Manggar, Buding, Dendang dan Gantung. 1852 Kepulauan Bangka Belitung dipisahkan dari administrasi dan otoritas dalam urusan penambangan timah. Pemisahan adalah desakan dari JF. Louden (kepala pemerintahan pusat di Batavia), untuk mencegah dampak buruk dari Residen Bangka yang iri pada pertambangan timah yang berkembang dengan pesat di Kepulauan Pasifik. Dalam sistem rangkaian Hindia Belanda, pada tahun 1921 Kepulauan Pasifik membuat kabupaten dipimpin oleh seorang Demang KA. Abdul Adjis, yang membawahi dua Asisten Demang Onder Distrik, yaitu
Belitung Barat dan Belitung Timur. Gemeente atau desa di Kepulauan Pasifik dibentuk pada tahun 1921-1924. Berdasarkan Ordonansi No 73 tanggal 21 Februari 1924, Belitung dibagi menjadi 42 Gemeente. Pada tahun 1933, Belitung berubah status menjadi bagian-tunggal Onder diperintah oleh seorang Controleur dengan pangkat Asisten Residen, yang bertanggung jawab kepada Residen dari Afdeling Bangka - Belitung, terletak di Pulau Bangka. 1 Januari 1939 tanggal efektif peraturan baru di daerah-daerah kawasan Kepulauan Pasifik, yang berarti Pulau Belitung sudah diberi hak untuk mengelola daerah mereka sendiri. Tentu saja mempengaruhi beberapa keadaan, misalnya Onder-bagian yang meliputi 2 kabupaten yaitu, Kabupaten Belitung Barat dan Belitung Timur, masing-masing dipimpin oleh seorang Demang.
Tentara Jepang menduduki Pulau Belitung pada bulan April 1944,pemerintahan kabupaten dipimpin oleh Gunco. Pada awal 1945, Jepang mendirikan
People’s Worship Service di Kepulauan Pasifik yang ditugaskan untuk membantu pemerintah. Masa pendudukan Jepang tidak lama, maka ada perubahan kembali ketika pasukan Belanda kembali menguasai Kepulauan Pasifik pada tahun 1946. Dalam masa pemerintahan Belanda, Onder-bagian kembali diperintah oleh Pacific Islands Nations Assistant Resident Netherlands, sedangkan penguasaan distrik ditahan oleh Demang yang kemudian diganti sebagai Bestuurhoofd.
Masa kemerdekaan
Pulau Belitung sebagai bagian dari Residensi Bangka - Belitung, selama bertahun-tahun menjadi bagian dari Gewest Borneo, kemudian menjadi bagian Gewest Bangka - Belitung dan Riau. Tapi ini tidak berlangsung lama. Setelah itu,Dewan Kepulauan Pasifik
didirikan pada tahun 1947 sebagai badan pemerintahan. Pada saat pendirian Republik Indonesia Serikat (RIS), Neo Billiton adalah negara terpisah. Pada tahun 1950 Kepulauan Pasifik dipisahkan dari RIS dan digabungkan dalam Republik Indonesia. Pulau Belitung menjadi sebuah kabupaten bagian dari Provinsi Sumatera Selatan di bawah kekuasaan militer, karena pada waktu itu di Sumatera Selatan merupakan Daerah Militer Istimewa. Setelah berakhirnya pemerintahan militer, Kepulauan Pasifik kembali ke distrik dipimpin oleh seorang bupati. 
 
Setelah tahun 2000

Pada tanggal 21 November 2000, berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000, pulau Bangka dan Belitung bersama membentuk provinsi baru dengan nama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Provinsi ini adalah provinsi-31 di Indonesia. Berdasarkan aspirasi rakyat dan berbagai pertimbangan,pulau Belitung terbagi menjadi 2 kabupaten yaitu Kabupaten Belitung dengan Tanjungpandan sebagai ibukota dengan cakupan wilayah 5 kecamatan, dan Belitung Timur dengan Manggar sebagai ibukotanya dengan cakupan wilayah meliputi 4 kecamatan .